Jumat, 21 Oktober 2011

Karunia Kesehatan Yang Tak Ternilai

Klik disini untuk paragraf sebelumnya yaa..

Bisa kentut atau bahasa kerennya flatus/buang angin adalah karunia kesehatan yang tak ternilai. Ada yang ingin menyanggah pernyataan ini? Hehe. Saya sudah lihat bagaimana menderitanya suami saya paska operasi kemarin gara-gara kesulitan buang angin. Perutnya terasa bengkak/kembung dan penuh oleh gas. Dia merasa serba salah, ini ga enak itu ga enak. Uring-uringan dan bener-bener merasa tidak sehat. Contoh nyata didepan mata ini langsung membuat saya setuju dengan pernyataan ini.
Tapi jika frekuensinya melebihi batas normal, buang angin bisa berubah menjadi petaka juga kan sobats? Absolutely. Apalagi jika ia keluar di waktu dan tempat yang salah. Jangan sampai kita mengalaminya deh ya sobs.
Nah para peneliti menemukan bahwa ada sekitar 30-40% masyarakat dunia mengalami masalah dengan flatus. Sebagian besar tidak berani mengungkapkannya kepada orang lain, termasuk kepada dokter, karena masalah ini dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.

“Bisa flatus menandakan peristaltic atau kontraksi usus yang berfungsi dengan baik, juga mengandakan bahwa gangguan saluran pencernaan yang dialami sudah mengalami perbaikan. ”, ungkap dr. Robert Tedjasaputra, Sp.PD, ahli penyakit dalam di Jakarta. Karena itu, bila seseorang menjalani operasi dengan bius total, ia baru boleh minum dan makan setelah ia bisa flatus.
Buang angin merupakan proses pengeluaran gas yang terperangkap dari dalam tubuh, terutama dari usus yang keluar melaui anus. Gas ini mengandung berbagai unsure yaitu nitrogen (20-90)%, hydrogen (0-50)%, karbondioksida (10-30)%, oksigen (0-10)%, metana (0-10%).
Buang angin yang normal berkisar sekitar 14 kali sehari, baik itu yang terjadi secara sadar atau tidak sadar, misalnya saat tidur. Bunyi yang terjadi saat buang angin disebabkan oleh ikut bergetarnya otot sfingterani (otot berbentuk sirkular yang menutup anus) pada saat pengeluaran gas tersebut.
Sedangkan bau busuk terbentuk dari unsur hydrogen sulfide dan gas lainnya yang bersenyawa dengan sulfide. Hidrogen merupakan hasil produksi metabolism karbohidrat dan protein endrogen oelh bakteri. Itu sebabnya telur, daging dan kembang kol (yang banyak mengandung sulfur) berperan besar dalam memproduksi bau busuk.
Gas flatus ini berasal dari tiga sumber yaitu:
1. udara yang tertelan melalui mulut, gas yang diproduksi oleh bakteri usus (terutama usus besar), serta gas yang berdifusi melalui darah ke dalam saluran perncernaan. Produksi gas ini akan menjadi gangguan bila disertai gangguan fungsional atau infeksi di sepanjang saluran cerna.
Jika jumlah gas terlalu banyak di lambung, gas itu akan dikeluarkan lewat mulut atau sendawa. Sendawa berisi nitrogen, oksigen dan korbondioksida dari dalam lambung. Sebagian gas dari lambung ini diteruskan ke rectum untuk dikeluarkan sebagai buang angin. Hal ini terjadi bila sfingter pylorus (otot yang memisahkan lambugn dan usus halus) lemah sehingga saat kontraksi tidak dapat menutup dengan sempurna. Terjadilah aliran gas yang berlebih ke saluran pencernaan bagian bawah.
2. Gangguan penyerapan laktosa juga merupakan salah satu penyebab flatus yang berlebihan. Laktosa adalah gula yang dapat dicerna namun penyerapannya kurang baik, misalnya yang terdapat di dalam susu. Karena itu, jika seseorang kekurangan enzim lactase (yang mengurai laktosa supaya mudah diserap), ia bisa mengalami masalah flatus.
3. Gas yang dihasilkan oleh bakteri usus. Bakteri ini menghasilkan gas hydrogen dan metana saat mencerna zat makanan, terutama karbohidrat dan selulosa yang belum tercerna sewaktu melewati usus kecil.
Sumber karbohidrat antara lain adalah gandum, kentang, jagung dan nasi. Diantara semua itu, nasi adalah karbohidrat yang paling mudah dicerna. Karenanya, nasi hanya menghasilkan sedikit gas. Berlawanan dengan karbohidrat yang berasal dari gandum, kentang, dan jagung, yang relative sulit dicerna dan masih dapat ditemui dalam jumlah yang banyak saat masuk ke dalam usus besar. Ini menyebabkan produksi gas cukup besar. Buah dan sayuran tertentu, contohnay kubis dan kol juga mengandung karbohidrat yang relative sulit dicerna dan menghasilkan lebih banyak gas.

Menurut dr. Robert, buang angin yang harus diwaspadai adalah buang angin ayng disertai keluahan. Buang angin yang berlebihan atau tidak buang angin sama sekali bisa merupakan tanda adanya iritasi pada saluran cerna karena infeksi. Selain itu, peningkatan produksi gas dalam tubuh juga bisa menunukkan adanya penyakit seperti diare kronik yang disebabkan oleh parasit jenis tertentu (giardiasis), tukak lambung, dan batu kandung empedu.

Bentuk mekanisme flatus lain yang jarang ditemukan ialah masuknya gas ke dalam tubuh yang merembes melalui aliran darah atau difusi. Ini misalnya terjadi pada pendaki gungun dan para astronot. Frekuensi flatus dapat meningkat seiring dengan makin tingginya permukaan dan makin rendahnya tekanan atmosfer.
Selain factor fisiologis dan lingkungan, factor psikologis seperti tekanan jiwa juga berperan menimbulkan berlebihnya produksi gas di dalam usus. Jika seseorang berada dalam keadaan tertekan, produksi asam lambung dan kontraksi usus akan meningkat. Akibatnya, akan lebih banyak makanan yang tidak dicerna masuk ke dalam usus besar.

Solusi untuk flatus berlebihan.

1. Konsumsi jenis probiotik seperti yogurt dan kefir.
Probiotik ini akan berperan dalam menjaga kesimbangan flora dalam usus. Yogurt mengandung Lactobacillus acidophilus yang bermanfaat untuk mengurangi gas dalam pencernaan. Dapat membuat usus lebih asam dan memelihara keseimbangan alami dalam proses fermentasi.
Gas yang terbentuk berlebih dari oligosakarida (karbohidrat) dalam usus juga dapat direduksi dengan proses fermentasi, dengan bantuan Lactobacillus casei dan lactobacillus plantarum. Proses pemecahan ini seperti pada pembuatan tahu, yang melibatkan fermentaasi dengan hasil sedikit gas.

2. Konsumsi suplemen enzim pencernaan bisa mengurangi jumlah gas flatus dengan cara mengefektifkan proses pencernaan shingga sebagian besar senyawa dapat dipecah menjadi sempurna. Enzim2 pencernaan seperti lactase, amylase, lipase dan sejenisnya dapat dijumpai dengan bentuk tunggal atau campuran dan tersedia bebas di pasaran.
3. Terapi flatus, yaitu dengan menambahkan sedikit zat asam ke dalam proses pencernaan seprti minum lemon jus. Jus ini dapat menstimulasi produksi asam lambung. Suasana asam dapat meningkatkan kinerja enzim pencernaan dan produksi asam sehingga proses pencernaan berjalan dengna normal dan diharapkan mengurangi gas yang bisa membuyarkan konsentrasi ini.

Well sobats, itulah sedikit informasi dan tips tentang persoalan ringan (gas kan ringan toh) yang sebenarnya jika sedang bermasalah bisa membuat kita sempoyongan ini. Mudah-mudahan berguna ya sobats,

4 komentar:

  1. Kesehatan memang tidak bisa dibeli dengan sejumlah uang,karena itu sudah merupakan anugrah dari Tuhan kepada setiap manusia didunia ini
    Dah aku follow mba blog'a gantian follow back ya

    BalasHapus
  2. Hi Andy, thanks kunjungan dan komentarnya ya...
    ok, pasti difollow back deh. :-)

    BalasHapus
  3. buang angin nih y kalo di baratkan kendaraan tanpa knalpot,, wah tu mesin bisa meledak ya, kan mbak

    BalasHapus
  4. @al kahfi: yoi mas, bener banget itu.... makanya kita harus bersyukur diberi karunia berkemudahan dalam buang angin, ya kan? hehe

    BalasHapus

Featured Post

Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good

Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan! Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah fa...

Popular Posts