Sabtu, 29 Juli 2017

Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good


Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan!

Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah familiar deh dengan kulinari yang satu ini. Yes, ayam tangkap khas aceh. Rasanya belum afdol kalo ke Aceh, jika belum nyobain olahan berbahan dasar ayam yang satu ini. Lalu, kenapa sih namanya ayam tangkap? Penasaran kan? Aku juga ga tau sih, kenapa-kenapanya, cuma pernah dengar bahwa sajian khas ini disajikan fresh from the fried pan. Jadi memang dipersembahkan langsung setelah dimasak, jadi emang masih panas, sehingga gurih ayam dan dedaunannya itu kerasa banget!

Lho, kok ada dedaunannya, sih, Al? 

Iya, lho! Ayamnya digoreng bersamaan dengan dedaunan beroma wangi yang memang bikin makanan makin gurih. Nah, karena aku udah lama banget ga pulang ke Aceh, maka sudah pastilah jika kerinduanku untuk menikmati ayam tangkap ini kian menggebu. Apalagi tadi malam, obrolan di grup teman-teman Aceh tuh pada rame ngebincangin tentang gurihnya si ayam tangkap ini. Hayyah, bikin eikeh ngiler, donk!

Untungnya salah satu dari temanku itu ahli banget bikin ayam tangkap, dan bahannya ga harus ayam kampung kok, katanya. Jadi bisa diolah dari ayam potong. Ok, sip, maka, pagi ini, aku langsung deh ke mart terdekat. Nyariin So Good Ayam Potong dan masuk pasar Kordon mencari dedaunan untuk pelengkapnya.

Eits, btw, kenapa harus So Good Ayam Potong, sih, Al? Kenapa ga ayam potong biasa aja?

Hm, kalo aku sih, alasan utamanya adalah karena So Good Ayam Potong itu nyarinya paling gampang. Di Indomaret, Alfamart, dan mart-mart lainnya pun ada. Simple kan? Ga harus masuk pasar. Alasan lainnya adalah, kemasannya hygienist, sudah siap pakai tanpa kita harus membersih-bersihkannya lagi. Ukuran per potongnya pun udah sip!

Lalu, urusan potong memotongnya gimana, Al? Halal kah?

Ya halal, donk. Kalo ga halal, masak ada logo Halal di kemasannya? So, sip lah, ya! 😊

Resep Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good

Oke, sekarang kita masak Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good, yuk!

Bahan: 

1 bungkus So Good Ayam Potong (Paha dan Dada)
500 ml air
5 lembar daun pandan, ikat kecil per lembarnya.
5 tangkai daun salam koja (bahasa acehnya on teumuruy atau daun kari)
1/2 makan jeruk nipis
garam secukupnya

Daun Pengharum:

5 lembar daun pandan, gunting halus
10 tangkai daun salam koja (bahasa acehnya on teumuruy atau daun kari), serut buang tangkainya
10 lembar daun jeruk, buang tulangnya
3 lembar daun kunyit, gunting halus
5 buah cabai hijau besar, potong melintang biar cantik.

Bumbu Halus:

8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
3 buah cabai rawit merah
3 cm jahe

Cara Memasak:

1. Rebus ayam potong bersama bumbu halus, daun pandan, daun salam koja dan air serta garam di atas api hingga matang.

2. Siapkan penggorengan. Goreng daun pengharum sampai layu dan mulai mengering. Masukkan ayam ke dalamnya (minyak panas tersebut), aduk-aduk bersama dedaunan pengharum, tunggu sampai warna ayam menjadi cokelat keemasan dan dedaunan pengharum kering.

3. Angkat dan tiriskan. Hidangkan ke dalam piring cantik dan siap untuk disantap bersama nasi hangat.

Hm, yummy!



Gimana, Sobs? Penampakannya aja udah menggiurkan, yak? Apalagi rasanya, sudah pasti gurih atuh lah! Cobain, yuk!

Al, Bandung, 29 Juli 2017

Jumat, 14 Juli 2017

Tempat Bermain Yang Aman untuk Anak Super Aktif

Tempat Bermain Yang Aman untuk Anak Super Aktif
Bercerita tentang anak-anak memang tak akan pernah ada habisnya. Mulai dari buka mata hingga tutup mata kembali (bangun tidur di pagi hari hingga ke tidur kembali di malam harinya), adaaaa aja aktifitasnya. Eits, bukan, bukan hendak bercerita tentang Intan, sih! Intan kan udah gede, udah mau memasuki usia 21 tahun, lho! Kali ini, aku pengen share cerita ringan tentang aktivitas bocah masa kini, yang kayaknya juga makin super aktif, deh!

Jadi, tadi malam tuh, saat lagi nyantai, eh terlibat obrolan dengan salah satu kolega, yang kini lagi disibukkan dengan mengurus seorang bocah gesit, super aktif dan bikin enyak babe serta si mbak-nya ikutan ga bisa diem. Yup. Karina, kolegaku yang juga adalah salah satu teman baik ini, dengan excited bercerita tentang bocah kecilnya, Joshua, yang kini berusia 3 tahunan. Mendengar ceritanya, aku langsung keingat akan keponakanku sendiri yang juga berada di usia itu, dan sedang gesit-gesitnya. Ga bisa diem. Haha. Mungkin anak-anak sekarang emang begitu kali, ya? Beda jauh dari Intan kecil dulu, ya, walau masih terhitung sangat aktif juga sih. 

Lanjut ke cerita Karina tentang Joshua. Ya ampun, ini anak emang ngemesin banget. Mendengar cerita mamanya aja, aku jadi bisa ngebayangin gimana aktifnya si bocah ini. Mulai buka mata hingga ke tutup mata kembali, ini anak emang adaaaa aja aktifitasnya! Lari sana, jalan sini. Naik sana, masuk sini. Emang ga ada diemnya. Apa aja yang dilakuin orang-orang di rumah, pasti akan ditirunya. 

Kebayang betapa lelahnya mama-papanya serta si Mba dalam 'mengajaknya' bermain. Hehe. Yup, Joshua memang senang sekali 'bermain'. Baginya, kegiatan paling menyenangkan adalah bermain. Bahkan di sekolah (play group)nya, Joshua juga tak pernah diem dan gampang banget berteman. Keren ya anak-anak sekarang. *jadi malu kalo ingat masa kanak-kanakku sendiri, nun, puluhan tahun lalu. Di mana setiap ketemu orang-orang baru, maka aku akan sembunyi di balik pintu. Takut. Haha.

Tempat Bermain yang aman bagi anak super aktif.

Anak yang super aktif, tentu butuh penanganan/pengawasan yang jauh lebih ketat dibanding anak-anak yang lainnya. Lengah sedikit saja, bisa-bisa menimbulkan hal yang fatal. Karenanya, Karina maupun suaminya memang ekstra ketat dalam menjaga/mengawasi Joshua demikian juga si Mba, yang memang dihire untuk menjaga lelaki kecil mereka ini. 

Menyiasati hobi Joshua bermain yang tiada hentinya, kecuali sedang tidur, maka mama-papanya memiliki beberapa tempat favorit untuk tempat Joshua bermain. Beberapa di antaranya adalah:

1. Rumah - DENGAN Pengawasan

Yup. Tak ada tempat yang paling menyenangkan selain rumah. Home is the most favourite one! Rumah adalah tempat di mana seorang bocah cilik seusia Joshua menghabiskan sebagian besar waktunya. Karenanya, papa mamanya juga telah mempersiapkan beberapa ruang bermain dan aneka mainan yang aman (yang tentunya TETAP dalam PENGAWASAN] bagi bocah cilik ini. 

Bermain tukang-tukangan, menggambar di dinding khusus untuk Joshua, atau pun bermain bongkar pasang, adalah merupakan beberapa permainan favorit si bocah super-aktif ini. Aku bahkan tergelak mendengar cerita Karina saat masuk kamar dan melihat kaca riasnya telah penuh coretan tangan Joshua menggunakan lipsticknya, yang tadi lupa dia pindahkan sehingga tergeletak begitu saja dan menjadi sasaran keaktifan putra kecilnya itu. Haha. Josh... Josh! 

2. Di Pantai atau Alam Terbuka - DENGAN Pengawasan KETAT.

Tak hanya Joshua yang suka pantai atau alam terbuka. Papa mama-nya sudah pasti juga senang banget having picnic or stay at the beach. Menginep di pantai adalah kegiatan yang sering banget mereka lakukan jika papa Joshua sedang libur/off.

Selain alamnya yang indah dan udaranya yang fresh, alam terbuka memang merupakan tempat yang paling bagus bagi bocah kecil ini agar dapat melepaskan energi-nya yang membludak, serta melatih otot-otot motoriknya agar kian terlatih, sembari 'menginput' kosa kata baru ke dalam memori Joshua.
Pantai mau pun alam terbuka memang menjadi tempat favorit Yasha dalam 'bermain' kini. Laut. Adalah kata yang selalu berhasil membuatnya excited dan mematuhi bujukan mama papa.

"Josh jadi anak baik, ya, ga boleh nakal, kalo jadi anak baik, kita nanti ke pantai, mandi di laut! Ok?" Dan si bocah pun patuh. Haha, kalimat saktinya ini, ternyatah! 

3. Bermain di Mall - DENGAN Pengawasan.

Selain pantai atau alam terbuka, atau pun bermain di rumah, maka bermain ke mall adalah salah satu agenda lain yang kerap dilakukan oleh ayah-ibu dan anak ini. Ga selalu untuk berbelanja atau shopping, sih. Sekedar sight seing atau window shopping sudah bisa menjadi kegiatan rekreasi sekaligus ajang dalam mengajak si kecil bermain sambil merilis energinya yang sering berlebih itu. 

Bagi sebagian orang, membawa anak kecil bermain ke mal termasuk hal yang membahayakan, sih. Karena yang namanya mal, pasti lah ramai, dan bisa membahayakan bagi anak, terutama di saat menaiki lift maupun eskalatornya. Karenanya, Karina dan suaminya melakukan pengawasan ketat jika lagi main ke mal. Ga boleh lengah sedikitpun, karena pernah pada suatu ketika, saat Karina lagi asyik melihat-lihat pakaian yang sedang sale, ealah, Joshua malah sedang asyik bercengkrama dengan bocah seusianya di sudut lain, dan bahkan sudah berjalan mengikuti bocah itu bersama keluarganya. Yup, selain super aktif, Joshua juga termasuk bocah yang super supel. Gampang banget berbaur dengan orang lain. Dan ini tentu berbahaya, rentan terkena penculikan kan? Aih, ngeri juga sih, ya? 

Anak Super Aktif juga Bisa Sakit

obat penurun panas
Yes. Setiap kita pasti akan bertemu dengan yang namanya sakit. Apalagi anak-anak. Setelah seharian bergerak aktif ke sana kemari, tentu akan ada masanya si anak mengalami penurunan stamina. Demam, flu dan batuk adalah penyakit yang kerap sekali mengunjungi si anak tanpa aba-aba. Pasti pernah donk mengalami hal ini?

Yup. Joshua juga sama. Terkadang, akibat kelelahan bermain, akhirnya si bocah cilik ini pun terserang demam. Untungnya ayah dan ibunya memang selalu menyediakan obat penurun panas di kotak obat, sehingga kapan pun diperlukan, Tempra, si obat penurun panas ini sudah tersedia, dan selalu berhasil meredakan demam si anak. Kalo Mantemans, biasanya sedia apa nih untuk menurunkan demam si buah hati tercinta? 

Cerita tentang bocah,
Al, Jakarta, 14 Juli 2017






Senin, 10 Juli 2017

Anyang-anyangan? Oh, NO!

Anyang-anyangan? Oh, NO! Ga enakeun banget rasanya, lho! Berasa ga tuntas, gitu kan ya? Udah ga tuntas, terus kerasa sakit-sakit gimanaaaa gitu. Mantemans, terutama yang wanita, pasti pernah donk ngerasain anyang-anyangan ini? Ngerasa ingin buang air yang terus menerus (sering banget) tapi keluarnya tersendat/sedikit gitu? Udah gitu, kerasa sakit pula. Yes, itu yang dimaksud dengan anyang-anyangan!

Sumber: Uri-cran

Lalu berbahaya ga, sih, sebenarnya anyang-anyangan itu? 

Yes! Anyang-anyangan ga boleh dianggap enteng, lho! Bahaya kalo dibiarkan dengan begitu saja. Ya iya lah, udah rasanya bikin ga enakeun, bikin hati resah dan aktivitas jadi ga lancar kan? Makanya kita kudu ngasih perhatian serius jika si anyang-anyangan ini melanda diri, lho!

Terus penyebabnya apaan, sih, Al?

Pada umumnya, orang menengarai bahwa anyang-anyangan ini adalah gejala dari infeksi saluran kemih. Walau pada kenyataannya, tidak semua anyang-anyangan adalah pertanda bahwa saluran kemih kita sedang terinfeksi.

Dehidrasi

Anyang-anyangan bisa saja disebabkan karena kita kurang minum, atau habis dari berpanas-panasan dan berkeringat, sehingga tubuh kekurangan cairan. Karenanya, mencukupi kebutuhan cairan tubuh agar tidak dehidrasi, adalah cara memastikan agar si anyang-anyangan tidak menyerang.

Infeksi Saluran Kemih.

Namun, jika anyang-anyangan ini justru disertai warna urine yang keruh, disertai pula dengan demam, nyeri pinggang atau nyeri perut bagian bawah, maka perlu ditengarai bahwa kita sedang terserang gejala infeksi saluran kemih. Jadi kudu ke dokter, lho, ya!

Overactive Bladder

Namun jika hasil tes adalah negatif dan tidak mengandung bakteri, kemungkinan besar kita terjangkit overaktif bladder atau kandung kemih yang terlalu aktif. Kondisi ini membuat keinginan buang air yang tidak tertahankan dan sering menyebabkan ngompol.

Foto diambil dari website Uri-cran
YES! Jangan anggap sepele si anyang-anyangan, lho! Air putih saja tidak akan cukup! Karena apa? Karena wanita itu rentan terserang keputihan. Dan biasanya di dalam cairan keputihan itu, banyak sekali bersarang bakteri Chlamydia, yang juga merupakan penyebab timbulnya anyang-anyangan. Jadi kudu gimana atuh? Ya kudu dijaga agar tidak terjangkiti anyang-anyangan, lah! Gimana cara menjaganya? Susah enggak, sih?

Dulu banget, seingatku ibu dan juga nenekku, sering merebus daun kumis kucing deh jika anyang-anyangan. Tapi hari gini? Apalagi jika kita tinggal di kota besar, mau nyari di mana itu daun si kumis kucing, yak? Pasti riweuh lah, ya?

Untungnya kini sudah ada Uri-Cran, dalam bentuk sachet mau pun kapsul, yang merupakan ekstrak dari buah cranberry, yang diketahui mengandung banyak sekali vitamin yang berguna dalam pemeliharaan kesehatan, yang salah satunya adalah memelihara saluran kemih kita.

Prive Uri-Cran Sachet [sumber: website Uri-Cran]
Prive Uri-Cran Plus, memiliki komposisi yang lebih lengkap, yaitu, 375 mg ekstrak cranberry, 60 mg Vitamin C, 0,1 mg Bifidobacterium bifidum. Tersedia dalam bentuk bubuk dalam kemasan sachet dengan dosis yang dianjurkan adalah 1-2 sachet per hari. Dijual di dalam box berisi 15 sachet per box.
Uri-cran
Prive Uri-Cran Kapsul [sumber foto: website milik Uri-Cran]
Prive Uri-Cran, berbentuk kapsul dengan komposisi 250 mg ekstrak cranberry. Dikemas dalam box berisi 30 kapsul per box, dengan dosis 1-2 kapsul per hari.

Mengapa Uri-Cran?

Karena Uri-Cran dibuat dari ekstrak buah cranberry, di mana diketahui bahwa buah dari keluarga berry ini, dikenal sejak jaman dahulu sebagai bahan yang bisa menyembuhkan (dipakai untuk pengobatan). Hal ini dikarenakan kandungannya yang amat beragam dan bermanfaat bagi berbagai macam penyakit dan kondisi tubuh. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, cranberry populer pula dipakai sebagai sumber vitamin dalam meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah sariawan, dan sebagai antioksidan. Bahkan kini, ekstrak buah cranberry ini juga mulai dipakai sebagai bahan dasar produk perawatan kecantikan dan kesehatan saluran kemih. Nah, jadi ga perlu cemas lagi kan? Mengkonsumsi Uri-Cran bisa meningkatkan kesehatan tubuh, juga mencegah kita dari serangan anyang-anyangan!

Berita baik ini semakin diperkuat dengan adanya ijin khusus dari lembaga pengawas obat dan makanan Perancis, AFSSA pada bulan April 2004, maka jus buah cranberry mulai digunakan secara aman dan berijin sebagai antibakteri untuk menjaga kesehatan saluran kemih. Hal ini dibuktikan oleh 4 uji klinis acak sempurna yang menyatakan bahwa jus buah cranberry mampu menghambat infeksi bakteri pada saluran kemih. Jadi, ga perlu takut lagi dengan serangan anyang-anyangan khaaan?

Terus, Uri-Cran bisa beli di mana, Al?

Gampang, saat ini, Uri-Cran tersedia di banyak apotik kok, seperti Kimia Farma, Guardian, Century dan aneka apotik lainnya. So, find Uri-Cran there and say good bye to anyang-anyangan, ya!

Catatan penting hindari serangan anyang-anyangan,
Al, Bandung, 10 Juli 2017

Senin, 20 Februari 2017

Anak Jin dan Sepatu Roda


Anak Jin dan Sepatu Roda Anak Jin? Elo serius Al mau bahas tentang anak jin? 

Hehe, pasti banyak yang langsung kepo atau malah seketika click - close blog ini, karena takut? Atau malah ga percaya sama sekali dengan dunia yang satu ini? Dunia para jin. Kalo aku sendiri sih, aku percaya dengan adanya dunia yang satu ini, karena toh, sebelum Adam diciptakan, telah terlebih dahulu Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api. Iya, toh? Anyway, postingan ini bukan mau ngebahas yang horor-horor, lho, ya. Karena daku bukan hendak membahas tentang hantu. Kalo hantu, mah, eikeh juga atut atuh lah! Pasti eikeh yang akan kabur duluan, sebelum kaki keburu terpaku. Hehe.

Well, yang namanya anak-anak, kita maklum donk jika mereka tuh, senengnya emang main terus kan, ya? Dan, di era kecanggihan teknologi informasi masa kini yang kian pesat, bahkan anak-anak sekalipun, sulit banget lepas dari yang namanya gadget. Kalo ga nonton film kesukaan di youtube, mereka pasti tersita mata dan perhatian serta pikirannya pada aneka game yang terpatri di dalam gadget mereka dan siap ditampilkan di layar dan dimainkan. Lalu, lupa lah mereka dengan yang namanya belajar, lingkungan sekitar, bahkan lupa makan dan minum, padahal itu adalah panggilan perut. Nah, prilaku dan kebiasaan ini juga ternyata berlaku bagi anak-anaknya kaum jin, lho! Ya, walo enggak semua, sih. Kalo anak-anak jin yang tinggalnya di pelosok-pelosok nun jauh di sana, yang jarang main ke kota, apalagi ikutan berbaur dengan dunia manusia modern, ya mereka juga akan gaptek.

anak jin dan gadget
Image grabbed from: here
Nah, anak jin yang ingin aku ceritain ini adalah Icha, anak gaibnya Dijah, adik angkatku itu, lho! Nah, Icha ini, menurutku punya IQ yang lumayan tinggi. Cepet banget daya tangkapnya. Sering aku terkaget-kaget dengan perkembangan kecerdasannya setiap aku bertemu dengannya. Bertemu, Al? Piye carane? Ya, bertemu lah. Saat dia merasuk ke tubuh Dijah, dan Dijah sendiri berkelana ke kampung nenek atau ke daerah-daerah lainnya untuk mencari sesuatu (obat-obatan, bertapa atau pun keperluan lainnya), maka di saat itu, biasanya aku dan Icha serta Bibah berkomunikasi. Aku sering terapkan ilmu parenting juga ke Icha. Jadi mengasuhnya dengan pola pengasuhan manusia modern tapi tetap islami. Hayyah.

Nah, Icha tuh sering membuatku kagum dalam kemampuannya bergadget. Anak jin usia 6 tahun ini, bisa dengan gerak cepat menggunakan voice order di gadget, misal meminta youtube tampilkan film yang ingin ditontonnya. Jika aku kan, biasanya mengetikkan kata kunci via hape untuk disearch. Nah, Icha tuh, karena males nulis, malah bisa lebih canggih, pake voice search gitu, lho! Dan seingatku, aku belum pernah mengajarkan itu padanya. Tapi beberapa kali, saat mengemudi, aku sering gunakan voice search untuk cari alamat atau memasukkan destinasi perjalanan ke waze.

Aku tanyakan pada Icha, siapa yang ajarkan dia. Dan jawabannya sering bikin aku kaget dan kagum. "Icha lihat Bunda. Nyontoh Bunda. Kan Icha sering duduk di pangkuan Bunda kalo Bunda sedang laptopan, dan lihat Bunda ngerjain apa aja di laptop. *Halah. Bisa ketauan nih rahasia eikeh!

Dan, Icha memang cerdas. Mengajarkannya cukup sekali saja. Anaknya juga rapi dan teliti. Kalo ada PR crafting di sekolahnya (What? Anak jin sekolah? Iya, lho!), sering ditunjukin ke aku dulu sebelum dikumpulkan ke ibu gurunya. Dan hasil kerjaannya rapi banget!

Icha dan Sepatu Roda. 

Sepatu Roda Bibah
Nah, ini! Sepatu roda kini menjamur di mana-mana. Bahkan sampai ke gang-gang kecil sekali pun, kita melihat anak-anak bersepatu roda. Aku jadi teringat masa kecil dahulu, saat musim sepatu roda juga sempat marak di masa kanak-kanakku. Namun sepatu roda era ku dulu, yang rodanya 4 biji (dua di depan dan dua di belakang), bukan yang kayak dipake anak-anak jaman sekarang (4 roda sebaris aja). Pasti susah naiknya yak? Iya ga, sih?

Anyway, baik Bibah (anaknya Dijah, manusia) maupun Icha (anak gaibnya Dijah, jin), udah pasti pengen lah sepatu roda ini. Dan mereka tuh pinter, mintanya bukan ke ibunya (Dijah) atau ke aku, tapi ke Om Asepnya (adik angkatnya Dijah). Asep tuh emang sayang banget sama kedua anak ini. Apa aja yang diminta keduanya, pasti diusahakan deh oleh Asep. Saat kutanya pada Asep, kenapa sih, Sep, kamu selalu berusaha untuk mengabulkan keinginan anak-anak itu? Kan kamu sendiri juga bukan udah banyak banget duitnya. Lalu jawab Asep adalah, "Hm, gimana ya, Bu, ya? Saya sayang aja sama Bibah dan Icha. Setiap memberi ke Bibah dan Icha, selalu saja rezeki saya bertambah. Mungkin karena Bibah anak yatim, dan Icha anak jin, ya?" Asep malah balik bertanya.

Singkat cerita, kedua pasang sepatu roda pun terkabulkan. Happy-nya Bibah dan Icha tak alang kepalang. Sayangnya, aku tak sempat memfoto sepatu rodanya Icha, karena begitu Asep menyerahkan sepatu roda itu ke Dijah, eh yang sepasangnya langsung lenyap. Diambil oleh Icha secara gaib dan langsung membawanya pulang ke kampung Nenek, untuk dipamerkan pada teman-temannya, sesama anak jin, di kampung mereka. Hayyyah! Andai saja aku bisa berkelana ke kampung bunian ini, aku pasti tak akan menolak. Ingin sekali ke sana, agar draft novel misteri yang sedang kugarap itu cepat selesai, dengan bantuan pengamatan langsung di negeri kaum jin, itu. Hehe.

Kembali ke kisah sepatu roda. Jangan ditanya meriahnya cerita Icha tentang sepatu rodanya. Awal pertama mencobanya, dia terbanting ke jalanan beberapa kali. Dahinya sampai jendol-jendol, namun anak itu tak menyerah. Apalagi membiarkan dirinya kalah oleh Bibah. Dia berlatih, terus dan terus hingga akhirnya saat Bibah pun sudah mahir bersepatu roda, maka Icha pun sudah memiliki kemahiran yang sama. Aih, memang ya, jiwa pantang menyerah ini menurut dari akuh deh, kayaknya. Hehe.

Kalo di daerah Mantemans, sedang marak sepatu roda juga kah?

kisah anak jin dan sepatu roda
Al, Bandung, 19 Februari 2017

Minggu, 05 Januari 2014

#1: CCTV, si Pengintai yang Semakin Diminati


Jangan berhenti kerja, tapi elu ganti Nanny dan pasang CCTV aja, Mbak! 

Itulah kalimat yang dihasilkan oleh tarian lincah jemariku di halaman Skype, chitchat dengan sahabatku yang mengeluhkan polah asisten rumah tangganya, yang kedapatan menyiksa dan mengurus dengan kasar putri balitanya. Mendapati anak kita dikasari apalagi disiksa oleh asisten rumah tangga adalah fakta yang teramat sangat menyakitkan, dan tindakan pertama yang harus dilakukan setelah menyelamatkan putra/putri kita adalah memberhentikan si asisten, mengirimnya pulang atau kalau perlu, melaporkannya ke kantor polisi!

Tindakan selanjutnya menurut hematku adalah, mempertimbangkan antara berhenti bekerja untuk mengurus sendiri anak-anak kita, dengan resiko kita akan kehilangan sebagian income yang selama ini membantu kehidupan rumah tangga kita, atau mengganti sang asisten rumah tangga atau mencari baby sitter [jika mampu], ditambah pemasangan sebuah CCTV sebagai kamera pengintai. Mengapa harus ada kamera pengintai segala? Karena dewasa ini, harga sebuah kamera pengintai sudah jauh lebih terjangkau dibanding pada masa CCTV baru merebak dan menjadi barang eksklusif yang hanya mampu menempel pada kantor-kantor, perusahaan, supermarket, dan rumah-rumah orang kaya.

CCTV, si Pengintai yang Semakin Diminati

Sumber gambar dari sini
CCTV sendiri adalah singkatan dari Closed Circuit Television, yang dapat diartikan sebagai Perangkat Televisi yang signalnya bersifat tertutup, yang digunakan untuk mengambil gambar dan memantau aktivitas di ruang lingkup target area. Awalnya sih sahabatku sempat kaget membaca saranku untuk menggunakan CCTV, mengingat keluarganya bukanlah berada pada peringkat keluarga berada, masak harus pasang CCTV segala? Namun setelah kujelaskan bahwa CCTV itu banyak kok typenya, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan isi kantong, barulah minatnya untuk memiliki si pengintai canggih ini melonjak tinggi.

Ngomong-ngomong tentang CCTV, ada beberapa perangkat dasar yang diperlukan dalam memastikan CCTV dapat berfungsi maksimal, yaitu;

DVR : Digital Video Recording

Merupakan alat yang berfungsi sebagai 'otak' dari sistem CCTV. DVR menerima signal video dari setiap kamera CCTV, melakukan rekaman dan mengeluarkan output signal video yang dapat diteruskan ke monitor. DVR yang beredar saat ini terus berkembang dan mengalami banyak perbaikan pada sistem kompresi dan telah pula dilengkapi dengan fitur-fitur terkini. Salah satunya adalah DVR yang dilengkapi dengan teknologi IP-Based [Internet Protocol Based], yang memungkinkan kita untuk dapat memantau kamera CCTV kita di mana pun kita berada. Wow, canggih ya?

CCTV Camera:
Merupakan kamera yang diperlukan sistem CCTV dalam menerima signal video pada lokasi target area. Pada umumnya, CCTV Camera memerlukan adapter untuk mendapat aliran listrik yang sesuai.

Hard Disk
Merupakan media penyimpanan data rekaman. HD ini dipasang di dalam DVR, semakin besar kapasitas HD maka akan semakin lama dapat menyimpan rekaman.

Coaxial Cable
Berfungsi untuk menghantarkan signal video dari kamera CCTV ke DVR atau dari DVR ke monitor.

Power Cable, diperlukan apabila kabel kamera CCTV yang disertakan tidak cukup panjang untuk mencapai sumber listrik terdekat.

BNC Connector, yaitu connector yang dipasang pada kabel coaxial

CCTV sendiri memang banyak jenisnya, salah satunya yang paling sesuai untuk penggunaan di dalam rumah adalah type Box Camera HA-R803AM,  27x Zoom 700TVL, milik Hisomu yang diperlihatkan pada gambar di samping ini.

Pengintai canggih yang satu ini memang memiliki banyak kelebihan diantaranya adalah berbahan aluminium alloy yang membuatnya akan awet dan tahan lama, dan tampil manis. Memiliki resolusi horizontal 700 TVL, 27 x zoom serta efective pixel : PALL: 976 [H]*582 [V] NTSC : 976 [H]*494 [V].

Berbicara tentang CCTV, Hisomu.com adalah ahlinya. Selain menyediakan product yang sesuai dengan kebutuhan consumer, Hisomu juga menyediakan customer service yang siap untuk memberikan informasi-informasi penting terkait CCTV yang kita butuhkan. Makanya sebelum semankin banyak pertanyaan yang diajukan oleh sahabatku via Skype, maka aku segera memberinya sebuah link penting menuju Hisomu.com agar dirinya bisa berkonsultasi langsung dengan para Customer Service yang ditugaskan Hisomu untuk melayani konsultasi.

Sobats juga berminat untuk menggunakan CCTV? Monggo atuh langsung merapat ke Hisomu.com yaaa. :)

Sekedar sharing tentang pentingnya CCTV,
Al, Bandung, 5 Januari 2014

Kamis, 19 September 2013

It's Never Too Late

Background of Picture from here and modified by Alaika

Judul ini tiba-tiba nemplok manis pada postingan kali ini gara-gara terinspirasi oleh artikelnya Mak Lusi yang sedang membahas tentang 'writing for me'. Ditambah pula dengan hasil chit chat dengan seorang sahabat maya, yang sebenarnya senang menulis, dan 'pernah' rajin menulis kala Multiply masih aktif [membuka] layanannya. Semangat menulisnya begitu membara, walau diakuinya, postingan demi postingan yang dirilisnya, tidaklah seaktif postinganku #uhuk. Lalu, patah hati oleh tindakan MP yang menutup operasinya, akhirnya kegiatan menulis pun mandeg. Males, emoh. Walau diketahuinya, banyak platform gratisan lainnya, yang bisa menampung dan memfasilitasi semangatnya menulis. Namun, dua kata ajaib itu [males dan emoh], yang begitu kokoh bercokol di hatinya, mengirim sinyal ke otak untuk memerintahkan pikiran dan jemari tak lagi mampu berkonspirasi, untuk hasilkan tulisan jitu.

Hingga kemudian, melihat postingan-postinganku [yang juga muncul dalam bentuk update status di facebook, yang terus saja rilis bak cendawan di musim penghujan [ini kata si mbaknya lho ya, bukan kata saya, hihi], terutama postingan tentang Iran, si Negeri Syiah Sejati , membuatnya terperangah. Gak tau deh apanya yang membuatnya terperangah. Tiba-tiba saja, beliau berkomunikasi intense denganku. Ngobrol akrab, hingga ujung-ujungnya, minta diajari ngeblog lagi. Alhamdulillah, semangat menulisnya mulai lagi. Asyik, nambah satu lagi deh blogger, atau cocoknya; welcome back, Indonesian woman blogger!

Sebenarnya sih, ga ada yang perlu dipelajari secara khusus untuk ngeblog, apalagi sudah pernah menulis di MP, tinggal mengulang kembali dan mungkin menyesuaikan metode di platform yang baru pilihannya nanti. Intinya adalah, selama niat dan semangat untuk menulis telah kembali, maka, bersiap-siaplah untuk duduk manis dan kembali menarikan jemari yang berkolaborasi apik dengan pikiran kita, menerjemahkan opini/ide yang ada di kepala, ke dalam tulisan yang akan tampil manis di halaman rumah maya kita. Begitu kan?


Yup, I just wanna say; It's never too late to start or restart, let's write, write, and write. You will surprised to see the result! Bukan begitu, Sobs? Tak ada kata terlambat untuk memulai atau memulai kembali. Kukuhkan niat dan semangat untuk serius memulainya, Bismillah. :)
Yuk kita ngeblog yuk! Yuk kita menulis!

sebuah catatan penyemangat jiwa,
Al, Bandung, 19 September 2013

Minggu, 08 September 2013

Dear Daughter, My Lovely Diamond



Tentunya, bagi para emak anggota Kumpulan Emak Blogger, euforia #DearDaughter and #DearSon, project menulis di blog berupa surat untuk anak perempuan mau pun anak lelaki kita, yang dicetuskan oleh Mak Indah Juli, sedang begitu semarak bergelora di dada, bukan begitu, Mak? Dan sungguh membuat kita begitu bergairah untuk dengan suka cita mengiyakan dan tulus ikhlas menuliskan tentang harta karun titipan Ilahi yang satu ini. Itu juga yang kini sedang membuncah di hatiku, exciting dan tak sabar rasanya untuk segera menuntaskan sebuah surat dari hati terdalam, yang sebenarnya memang sudah sekian lama duduk manis di dalam draft emailku, untuk pada saatnya nanti, akan meluncur mulus ke inbox email putri tercinta. Namun, menuliskan 'surat cinta' ini, terpaksa ditunda karena aku harus komit pada antrian list of article yang harus aku tuntaskan terlebih dahulu, hingga kemudian bisa sampai pada postingan yang full of spirit ini [#DearDaughter Project]. 

Alhamdulillah, postingan reportase perjalanan ke Makam Ayatollah Khomeini published sudah, dan penuh rasa bahagia, kini duduk manislah aku menuntaskan surat cinta dari lubuk hati terdalam, untuk seorang gadis belia, amanah sang Kuasa, bernama Intan Faradila, J

Tujuh belas tahun kebersamaan kami, jadi jangan heran jika surat ini pun menjadi demikian panjang dan seakan tiada akhir, ya, Sobs! Semoga tak bosan mengikuti paragraf demi paragrafnya J 


Bandung, 7 September 2013
Sabtu, 22.00 Wib.

Dear Anak Umi, My Lovely Diamond

Surat ini, sebenarnya udah lama banget duduk manis di dalam draft email Umi. Sengaja Umi biarkan saja dulu, dengan niat akan Umi berikan padamu suatu saat nanti, saat Anak Umi siap meninggalkan Umi untuk lanjutkan sekolah dan gapai cita-cita. 

Tapi pagi tadi, tantangan dari Tante Indah Juli, untuk bercerita tentang harta karun berupa anak perempuan yang Umi miliki, begitu menggelitik hati Umi agar menyempurnakan surat ini,  dan membagikannya, bukan hanya kepadamu, tapi juga kepada siapa pun. Bukan, bukan untuk pamer, Nak, tapi Umi memandangnya sebagai suatu hal positif yang pantas untuk menginspirasi dan membangkitkan aura positif bagi other Moms & daughters. Semoga Anak Umi, ga keberatan dengan ide mempublikasikan surat yang sebenarnya hanya untuk kita berdua ini, ya, Nak. Bolehkan sayang? J


Anak Umi sayang,

Tak hendak Umi mengulang hal ini, bahwa menikahi ayahmu adalah sebuah pembangkangan tingkat tinggi yang pernah Umi lakukan terhadap Mami dan Abuchik. Menjadikan tindakan ini sebagai titik di mana Umi mendapat gelar 'anak durhaka' dan dikucilkan oleh ayah dan ibu Umi, yaitu Mami dan Abuchik-mu. Jika pun Umi hanya bisa tertawa sebagai jawaban pertanyaanmu yang kesekian kalinya 'kok bisa Umi menikah sama Ayah? Jangan-jangan Umi dipelet Ayah kali?', itu memang karena Umi tak tahu persis jawabannya, Nak. Yang pasti, saat itu, Umi dan Ayah memang saling cinta, dan nekad untuk tetap menikah walau Mami dan Abuchik tak merestui. "Love is Blind' ternyata benar-benar berlaku bagi Umi saat itu, Nak, dan semoga kamu bisa memetik pelajaran dari pengalaman Umi ini, agar kamu bisa melangkah dengan lebih baik di masa depan nanti, ya, Nak. Untuk bertindak dengan lebih rasional dan tak hanya menurutkan ego dan perasaan hati tanpa analisa yang matang. 

Menikah tanpa restu itu ternyata memang melahirkan banyak derita lho, Nak. Membuat rezeki seret! Tak hanya itu, kebahagiaan Umi serasa hanya seperempat! Bahagia memang, berada di samping ayahmu, yang begitu Umi cintai dan mencintai Umi, namun ruang kosong hati ini, begitu sukses memompa kesedihan dan menciptakan rasa kangen kepada Mami dan Abuchik di kampung halaman. Sayangnya, Mami dan Abuchik tidaklah seperti orang tua lainnya, yang begitu cepat luluh hatinya dan segera membuka pintu maaf atas kekeraskepalaan anaknya. Tadinya Umi berfikir, ah, paling juga nanti Mami dan Abuchik akan menerima Umi dan Ayah kembali, setelah beberapa waktu berjalan, atau di saat Umi dan Ayah memberi mereka cucu. Ternyata teori ini tidak berlaku bagi Umi! Umi, Ayah dan keluarga pihak Ayahmu, salah duga, hehe. Mami dan Abuchik bergeming, bahkan tak menggubris permohonan maaf dari kami. Sedih? Sudah pasti, Nak. Hancur rasanya hati Umi, apalagi saat lebaran tiba, tak bisa sungkem pada keduanya, adalah derita batin paling dasyat yang pernah Umi rasakan kehadirannya. Bahkan saking kecewa dan 'marah' pada Allah, Umi pernah bertekad untuk tidak akan shalat Ied sebelum Mami dan Abuchik mengampuni dan menerima Umi kembali. Ih, sungguh sebuah tindakan stupid yang tak boleh ditiru ya, sayang! 

Tapi Umi dan Ayah tidak putus asa. Masih ada satu harapan yang Umi gantung tinggi-tinggi selain semakin menyuburkan doa pada Allah agar membuka pintu hati Mami dan Abuchik. Harapan itu adalah, segera memiliki keturunan. Memberikan Mami dan Abuchik seorang cucu, sebagai 'kunci' pembuka pintu maaf itu. Alhamdulillah, sayang. Allah memang Maha Pengasih. Empat bulan setelah menikah, akhirnya engkau hadir di rahim Umi. Senangnya luar biasa, Nak. Umi bahagia sekali saat dokter mengatakan bahwa Umi positif hamil! Dan harus menjaga kandungan Umi dengan sebaik-baiknya. Yeaaay!! Umi hamil! Rasanya gimanaaaa gitu, Nak. Luar biasa. 

Tau tidak, Nak? Sejak tau ada kehidupan lain di dalam rahim Umi, Umi jadi seperti si Jun [dalam film Jin dan Jun] lho! Umi sering banget bicara sendiri, padahal sebenarnya bukan bicara sendiri sih, tapi bicara kepadamu, yang berdiam di dalam rahim Umi. Hehe. Kamu ngerasa enggak sih, Nak, waktu Umi ajak ngobrol itu? Pasti ga tuh? J Memilikimu di rahim Umi, membuat Umi percaya akan kalimat bijak ini deh, Nak, "Anak adalah pembawa rezeki". Beneran ternyata, Nak. Kehadiranmu, serta merta membuka pintu rezeki juga bagi Umi. Bayangkan, disaat orang lain tidak diterima bekerja karena kondisinya yang hamil, Umi malah mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan ternama di kota Medan. Alhamdulillah. Kamu sungguh menciptakan taman bunga di hati Umi, Nak. Hati Umi yang tadinya kosong 3/4 nya, kini boleh dibilang semarak oleh semerbak bunga yang bermekaran di taman hati. You are amazing, Nak! Bahkan di saat dirimu masih berupa sebuah janin! 

Kehidupan mulai terasa lebih benderang, walau terkadang temaram masih sering menghadang. Kita berdua tak hanya bagai sejoli yang saling mengisi, tapi adalah juga mitra kerja yang saling mendukung dan menyemangati. Sikapmu yang tak pernah rewel, yang begitu tenang di dalam kandungan Umi, sungguh sangat membantu Umi dalam beraktivitas sebagai pegawai baru di tempat kerja Umi yang baru. Kamu sungguh janin baik budi, ga pernah ngidam yang aneh-aneh. Kamu sungguh tau diri, sayang. Kehidupan kita saat itu masih sangat sulit. Walau posisi Umi saat itu adalah quality control engineer, tapi gaji Umi masih sangat standard dan pas-pasan. Begitu juga gaji ayahmu, sehingga kita harus sangat-sangat berhemat. Apalagi kami harus mempersiapkan segala keperluan dalam sambut kehadiranmu nanti, jadi memang penghematan dalam segala bidang adalah tindakan utama yang Umi terapkan kala itu. 

Berhemat di dalam segala hal, tidak berarti bahwa Umi menekan dan membatasi keperluanmu lho, Nak. Umi tetap periksa kandungan Umi ke dokter setiap waktunya tiba. Umi tetap mempersiapkan yang terbaik untukmu. Ga lupa kan kalo Umi orangnya sangat kreatif? Hehe. Tak sanggup membeli perlengkapan baby yang mewah, tidaklah berarti kehadiranmu tanpa peralatan yang indah, Nak. Banyak ide yang menari di pikiran Umi, untuk hasilkan peralatan cantik dan menarik sambut kehadiranmu. Umi memang ga sanggup beli kasur, bantal dan kelambu yang exclusive, ga sanggup beli baby box yang cantik. Tapi Allah menganugerahkan Umi ide cemerlang dan kreativitas yang akhirnya menghadirkan perlengkapan bayi yang tak kalah menarik kan? Hehe, Umi gitu lho! :D

Exciting menanti kehadiranmu, membuat Umi seakan tak pernah merasa lelah. Pagi hingga sore Umi bekerja di kantor, dan malamnya Umi menjahit seprei, sarung bantal dan perlengkapanmu dengan tangan Umi sendiri. Bahkan saat itu Umi belajar merajut agar bisa rajut baju baby, sepatu dan kaos kaki untukmu lho. Menghias pernak-pernik mutiara di kelambu mu, hingga menjadi sebuah kelambu yang tak kalah exclusive, hingga membuat budhe-budhe mu menyangka Umi menghabiskan banyak rupiah untuk itu. Mereka bilang Umi kok boros banget, ga usahlah beli yang mahal-mahal kali, ditabung untuk keperluan lahiran nanti. Eits, mereka ga tau, Umi kan belinya murah banget, terus Umi hias sendiri. Ih, suuzon kali orang tu, ya, Nak? Huuuu. Sungguh terlalu! :D

Sang waktu seakan berlari. Bergulir demikian cepat hingga membuat kita tak ingin terlambat. Tak terasa, hitungan bulan ke sembilan telah genap dan membuat hubungan kita tak lagi rapat. Ya, saatnya kita harus 'berpisah'. Berpisah dari tubuh Umi karena engkau harus menjadi manusia sejati. Usai sudah tugas Umi menampung, merawat dan menjagamu di dalam kandungan. Sembilan bulan itu ternyata cepat sekali! Rasanya baru kemarin pak dokter menyatakan Umi hamil, eh sekarang kamu malah sudah harus keluar dari rahim Umi. Huft. Takut? Begitulah, Nak. Umi takut. 

Sungguh, walau orang bilang melahirkan itu adalah kodrat wanita. Tapi Umi tetap merasa takut untuk menghadapinya. Umi takut dan was-was akan proses kelahiranmu, Nak. Apalagi saat-saat sebulan pemeriksaan akhir, posisimu tidak juga turun. Masih nongkrong dengan bandelnya di bagian atas perut Umi, padahal usia kandungan sudah delapan bulan lebih. Dan sering membuat Umi sesak napas. Pak dokter mulai curiga, tapi pemeriksaan tidak menunjukkan dirimu sungsang. Pak dokter bilang, aman, ga apa-apa. Tapi Umi menangkap kekuatiran dari kalimat yang meluncur dari bibirnya. 

Juga, Umi takut, Nak. Umi takut sekali karena belum beroleh ampunan dari Mami dan Abuchik. Hiks. Kebayang di mata Umi, jika Umi harus meninggal dunia saat melahirkanmu, maka pintu neraka akan terbuka lebar sambut kehadiran Umi, karena ampunan dari Mami dan Abuchik belum Umi peroleh. Sungguh, pemikiran ini semakin membuat Umi resah dan jadi pendiam. Dan hal ini, juga membuat dirimu jadi semakin diam, tak banyak bergerak seperti biasa. Umi tau, kamu sedang ikut merasakan kesedihan Umi. Kamu memang mitra sejati Umi, bahkan sejak kamu masih janin, sayang!

Benar saja, Nak. Tiga malam kita di ruang partus, jalan keluar tak berhasil kamu tembus! Bukaan Umi tetap bertahan di bukaan satu hingga malam ketiga kita di ruang itu. Sementara pasien di ranjang kiri dan kanan Umi, silih berganti, melahirkan dengan sukses. Sementara Umi, hanya bisa merintih kesakitan oleh derita kontraksi yang tiada henti. Ayah tak kalah stress oleh rintihan Umi yang memang cengeng, hehe. Dokter dan para bidan, bahkan sudah menyarankan agar Umi menelefon Mami dan Abuchik untuk mohonkan ampunannya, karena bisa jadi, kamu tak mau keluar dari rahim Umi sebelum diterima oleh Mami dan Abuchik

Tapi Umi, sungguh tak berani menuruti saran itu. Umi masih trauma karena telefon Umi pernah ditolak dan Umi dikecam oleh Abuchik. Bahkan beliau pernah bilang bahwa Umi sudah lama meninggal dunia. Hiks. Umi ga berani lagi menghubungi, Umi pasrah. Akhirnya Pak dokter jugalah yang mengirimkan Umi untuk CT scan. Untuk melihat ukuran tulang panggul Umi, yang ternyata memang sempit. Pantes saja ga bisa buka jalan. Akhirnya, malam itu juga Umi dirujuk untuk menjalani operasi caesar. 

Dan...,
Welcome to the world, Nak! My diamond, my Sunshine! :)
You are so cute and amazing! Inilah dia mitra sejati, yang selama ini bersemayam di dalam rahim Umi. 

Menatapmu, saat Umi terjaga [siuman], adalah kenangan terindah yang masih melekat di memory Umi hingga kini dan nanti. Kamu begitu cantik! Terpanjang dan terbesar dari 15 bayi yang lahir dalam hari yang berturutan. 52 centi panjang dan berat, 3,8 kg. Pantesan saja tak mampu menembus pintu keluar dari rahim Umi yang tulang panggulnya memang sempit. Hehe. Ayah tak kalah bahagianya. Kami berdua resmi mendapat gelar baru. Ayah dan Umi. Wow! Alhamdulillah.

Sebelas hari kita di rumah sakit, karena masa penyembuhan Umi sedikit lambat. Namun, kehadiranmu di alam nyata ini, sungguh mencerahkan hati Umi, Nak. Rasa sakit itu, tak ada artinya sama sekali, setiap Umi menatapmu. Setiap kelima jemari kecilmu genggam jari Umi saat engkau menyusu. Setiap matamu yang masih belum jelas itu, tertuju pada mata Umi. Kita berbicara dalam bahasa cinta, bahasa universal kehidupan, melalui sentuhan penuh kasih sayang nan tak berbatas! 

Tak pernah mengurus adik, tak pernah mengurus bayi, tak membuat Umi berkecil hati. Umi belajar untuk bisa mengurusmu dengan baik. Walau sering gagal! Hehe. Umi sering salah terjemah arti tangisanmu, Umi kira haus hingga Umi sodorin ASI, padahal yang bener, popok mu sudah penuh oleh urine dan kamu pun masuk angin! Maafkan Umi dan ayah, ya sayang, karena harus banyak bereksperimen dalam mengasuhmu. Tak ada yang mengajari kami tentang hal ini, hingga sering sekali kami seperti melakukan trial and error terhadapmu, sayang. Untungnya, Umi banyak membaca, sehingga trial and error pun tak sekedar uji coba belaka, tapi lebih didasarkan kepada teori dan logika yang akurat, barulah melakukan trial and error untuk pengujian dan penerapannya. Anyway, Umi dan ayah melakukannya dengan penuh cinta dan tanggung jawab kok, sayang. Suer deh! J

Kamu masih ingat ga, sayang? Setiap hari kita berdua menempuh perjalanan panjang - pulang pergi - ke dan dari kantor Umi. Ya, kamu ikut Umi, bukan, bukan untuk bekerja lah, Nak, tapi agar kamu bisa tetap mendapatkan ASI exclusive. Kamu sengaja Umi titipkan di rumah kolega Umi, yang rumahnya berdekatan dengan kantor Umi, dan diasuh oleh istrinya. Sehingga setiap jam menyusui, Umi bisa 'lari' menyusuimu. Kita kompak sekali ya, Nak! :D

Paska masa ASI exclusive, barulah kamu Umi tinggalkan di rumah, di asuh oleh si mbak yang ternyata hanya berpura-pura manis di depan Umi saja. Ternyata di belakang Umi, dia membentakmu, memarahimu, dan bahkan memaksamu makan dengan kasar! Keterlaluan! Untunglah tetangga kita melaporkannya pada Umi, sehingga Umi mengintainya, dan menangkap basah dirinya sedang mengasarimu. Pantes saja jiwamu menjadi begitu rapuh, penakut dan cengeng, sayang. Ternyata tertekan oleh perlakuan si mbak yang tak berperikemanusiaan ini. Hari itu juga si mbak Umi pulangkan ke kampung halamannya, tanpa jeda. Umi tak memarahinya memang, tapi Umi yakin, kata-kata tajam Umi sudah cukup untuk memberinya pelajaran dan pembelajaran. Maafkan Umi yang terlambat membebaskanmu dari 'siksaan'nya ya, Nak. 

Waktu berlalu dengan cepat, dan engkau tumbuh sempurna di bawah penjagaan dan asuhan 'nenek gayo', saat Umi harus meninggalkanmu untuk bekerja. Kamu tumbuh menjadi anak yang periang, dan aktif. Umi dan ayah sungguh bahagia menyaksikan pertumbuhanmu yang maju pesat. Kamu tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik budi dan penurut, pemurah pula. Ingat tidak, Nak, bagaimana pemurahnya hatimu, hingga begitu sering mendonasikan buah atau makanan yang ada di kulkas untuk semua teman-temanmu? Hingga Umi sering kecele saat pulang kerja dan berharap duduk santai sambil menikmati buah-buahan yang dingin dan manis? Haha. Ternyata, hanya wadah kosong yang sambut Umi saat kulkas Umi buka. Ih, kamu itu ya, Nak! Masak Umi ga disisain! Curaaaaang! 

Kamu juga mengajarkan Umi bagaimana harus bertanggung jawab sebagai konsekuensi dari sebuah kejadian. Walau kejadian itu bukanlah Umi yang lakukan, melainkan kamu! Ya, saat itu, kamu menggunting rambut anak tetangga kita, sampai cobel-cobel, ingat? Hihi. Umi sampai pucat setengah mati menyaksikan rambut temanmu itu yang sudah amburadul. Ngeri membayangkan betapa akan marah dan ngamuknya ibu si temanmu itu, Nak. Hadeuh, Nak, kok bisa-bisanya sih kamu letakkan Umi pada posisi sulit seperti ini? Umi bisa didamprat ibu temanmu itu deh. 
Dan, kejadian itu, mau tak mau, melatih Umi untuk semakin bersikap bijak, untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukan oleh orang yang berada di bawah pengasuhan/kepemimpinan Umi. Ya, Umi harus bertanggung jawab untuk apa yang telah kamu lakukan! Maka, Umi menggendong temanmu dan menuntunmu. Kita menuju rumah temanmu itu, yang adalah tetangga sebelah kita. Umi mencoba bicara sebaik-baiknya dengan ibu temanmu itu, yang nyaris pingsan melihat ke-amburadul-an yang engkau ciptakan di kepala anaknya itu, mana besoknya mau lebaran pula. Untunglah, cara Umi 'bernegosiasi' mampu meredakan amarah si ibu, walau tentu saja dia kesal padamu, terlihat dari matanya yang menatap tak suka padamu. Hehe. Tapi Alhamdulillah, hari itu, engkau mengajari Umi untuk lebih bertanggung jawab, untuk lebih menjagamu agar tak berbuat sesukamu. :)

Tak hanya itu, satu momen yang hingga kini masih terukir indah di ingatan Umi adalah, tentang pengertianmu yang sungguh besar. Sungguh Allah memberkahimu pengertian yang luar biasa, Nak. bahkan di usiamu yang masih balita, bahkan belum duduk di TK. Ya, saat itu kita sedang main ke sebuah mal. Dan kamu sangat tertarik dengan sebuah baju cantik berwarna biru. Umi tau bahwa kamu sangat menginginkannya, namun Umi belum punya cukup dana untuk membelikannya. Umi coba raih pengertianmu, dengan memancing pendapat darimu, dari anak balita Umi. 

"Nak, Anak Umi pengin baju itu?" dan kamu mengangguk kuat. Hati Umi teriris. Binar matamu pasti akan redup oleh kalimat Umi selanjutnya. Hiks.

"Nak, bisa sih kita beli baju itu, tapi kita harus pulang jalan kaki, karena uang kita ga cukup untuk beli baju dan bayar ongkos angkot. Gimana? Sebaiknya kita beli baju ini, lalu kita pulang jalan kaki, atau kita beli bajunya nanti, waktu Umi gajian, dan kita bisa pulang naik angkot sekarang?"

Sebuah kalimat panjang yang tentunya membuatmu bingung kan? Tapi kamu malah terlihat berfikir. Umi menanti dengan rasa penasaran. Penasaran dengan analisa pikiranmu. Lalu jawabmu,

"Umi belum punya duit? Kalo beli bajunya cekalang, kita pulangnya halus jalan kaki ya, Mi? Pasti kita capek lah jadinya? Tapi Mi, kalo tunggu gajian, nanti bajunya ga ada lagi, udah dibeli olang!"

Jawabmu dengan nada celat-mu yang menggemaskan. Nak, taukah kamu? Umi sungguh takjub, terharu dan sedih, lalu Umi jawab,

"Sayang, Umi janji, begitu Umi gajian, kita kesini lagi, beli baju ini. Tapi kalo baju ini ga ada lagi, pasti akan ada lagi baju lain yang lebih cantik dari baju ini. Percaya lah, Nak, pasti akan ada baju biru lain yang lebih keren. Tapi terserah Anak Umi sih, kalo memang ingin kita beli sekarang, ya sudah, kita beli sekarang aja, tapinya, kita pulang jalan kaki. Harus kuat, gimana, Nak?"

Terlihat kamu diam sejenak, menatap dan memegang baju itu. Hati Umi terenyuh, teringat akan Umi sendiri, yang selalu mendapatkan apa pun yang Umi inginkan, saat masih tinggal bersama Mami dan Abuchik, dahulu. Sementara giliranmu? Umi tak sanggup mewujudkannya. Hiks.

"Mi, kalo gitu, kita beli bajunya nanti waktu Umi gajian aja lah, Mi. Biar cekalang kita bica pulang naik angkot. Tapi Umi janji ya, Mi."

Masyaallah, Umi begitu takjub, terharu dan menangis dalam hati. Pengertianmu sungguh luar biasa, Nak. Umi peluk dirimu kala itu, menyembunyikan air mata yang langsung menggenangi bola mata Umi. Batin Umi teriris, saat itu juga Umi berjanji, untuk bekerja lebih keras, lebih giat, agar bisa penuhi segala keinginanmu kelak, Nak. 

Waktu terus berlalu, tahun terus berganti, maaf dari Mami dan Abuchik tak juga kunjung menghampiri. Umi semakin sedih, karena tanyamu yang tak pernah bisa Umi jawab dengan pasti. Ya, tentang kapan kita akan ke Aceh, menjenguk Mami dan Abuchik. Sungguh, Nak, Umi sungguh tak punya gambaran dan jawaban pasti untuk itu. Selalu saja Umi katakan, "nanti, sayang, kalo Aceh sudah aman dari konflik."

Dan ternyata sayang, benarkan kata Umi? Kata adalah doa. Aceh redam dari konflik, setelah disapu oleh gelombang besar bernama tsunami. Ya! Gelombang maut penyumbang duka lara ini, ternyata justru menjadi kunci pembuka pintu maaf Mami dan Abuchik bagi Umi. Dibalik musibah memang selalu ada hikmah. Dan itulah hikmah terindah yang Allah berikan kepada kita, walau harus ditebus dengan pengorbanan maha besar oleh orang-orang lainnya. Hiks. Sebagian orang kehilangan orang-orang terkasih, namun kita diberi kesempatan oleh Allah untuk kembali bertemu dan bergabung dengan orang-orang terkasih. Itulah, Nak, rahasia Allah, tak ada yang bisa mengungkap dengan pasti kan? 

Alhamdulillah, akhirnya harapan Umi untuk mempertemukanmu dengan Mami dan Abuchik tercapai juga, Nak. Kita dirangkul kembali oleh Mami dan Abuchik, serta ketiga Oom-mu [adik-adik Umi]. Yeay!!! Dan, lagi lagi Umi harus katakan padamu, Nak, bahwa restu orang tua itu sangat berkah. Lihat? Rezeki kita mengalir deras begitu pintu maaf itu terbuka luas. Umi mendapatkan tawaran kerja di lembaga international, dengan gaji yang melimpah, dalam rate dolar, walau tetap terimanya dalam rupiah. Subhanallah. Nikmat mana lagi yang harus kita dustakan, sayang? See, berkah Allah senantiasa berbanding lurus dengan restu Ayah Bunda. 

Kehidupan memang mengajarkan kita banyak hal ya, Nak? Kehidupan juga menghadapkan kita pada beberapa pilihan yang harus kita pilih dan tentukan dengan smart. Seperti pilihan untuk menitipkanmu pada Budhe [kakak ayahmu] di Medan untuk sementara waktu. Umi dan Ayah mempertimbangkan banyak hal, Nak, sebelum melakukannya. Bukan, bukan karena kami tak peduli padamu, justru karena kami sangat ingin mempersiapkan masa depan cemerlang dan berkecukupan untukmu lah, makanya kami memutuskan demikian. Umi melihat peluang emas di Aceh, yang mengharuskan Umi dan Ayah berpisah sementara waktu denganmu. Umi dan Ayah ingin fokus mengumpulkan rupiah, yang cukup dan berlimpah dengan satu tujuan. Untuk mempersiapkan diri dalam mengantarkanmu raih masa depan cemerlang. Dan kamu lihat sendiri kan sayang? Umi tepati janji, Umi segera menjemputmu kembali, begitu masanya tiba. See? I always try to keep my promises. 

Intan Faradila, My lovely Diamond.

Memasuki topik ini, selalu saja menggores hati dan menimbulkan rasa bersalah tersendiri di hati Umi. Perpisahan Umi dan Ayah. Umi tahu pasti, ada goresan luka di hatimu, menghadapi kenyataan ini, Nak. Walau pun wajahmu berusaha tersenyum, tunjukkan that you are ok with that, tapi Umi yakin, nun jauh di lubuk hatimu, ada duka yang tak terucap. Apa pun itu, tentu kamu berharap tiada perpisahan di antara kami. Tapi maafkan Umi, Nak, karena harapan itu, tak mungkin terwujud. :(

Anakku, Umi sungguh salut akan pengertianmu. Di balik hati yang teriris, kamu masih berusaha untuk dampingi Umi. Untuk support Umi dan berikan Umi semangat lanjutkan kehidupan kita berdua. Sungguh, Umi sungguh beruntung memilikimu. Yang begitu mudah memaafkan Umi, yang telah putuskan untuk tinggalkan Ayah. Yang juga telah memutuskan untuk membawamu bersama Umi dan membuatmu tak lagi serumah dengan Ayah. Nak, trimakasih atas seluruh pengertian dan pemahamanmu, ya, Nak. Sungguh, tak banyak anak-anak yang sebijak kamu, tak banyak anak-anak yang sepengertian dirimu. I do proud of you, Nak! 

Permata Hatiku, Sahabat Kehidupanku,

Sang waktu terus berputar namun kita tak boleh gusar. Hidup harus terus mengalir bagai roda kehidupan yang terus bergulir. Nak, banyak hal yang telah kita lalui dan pelajari bersama. Merajut angan dan asa dalam doa dan usaha. Berdua. Ya, banyak hal yang kita lakukan berdua. Tentu sesuai dengan porsi dan tugas kita masing-masing. Tugas Umi adalah mencari nafkah dan tugasmu adalah bersekolah. Tentu, hingga kini kita sepakat akan itu kan? J Namun, kedewasaan pemikiranmu yang kian terasah, keinginanmu untuk mampu berdikari tak lagi mampu dicegah. Umi tak akan melarang apalagi menghentikan langkahmu sayang. Umi akan terus mendukungmu dan menyemangatimu, untuk mampu beradaptasi dengan kerasnya kehidupan ini. Umi akan mengajarimu agar mampu flleksibel dalam menyikapi setiap model putaran roda kehidupan.

Jika pun Umi tak pernah melarangmu untuk belajar berbisnis, bukan berarti Umi tak sayang lagi padamu dan Umi lelah mencari nafkah. Bukan, sayang. Umi membiarkan dan mendukungmu lakukan itu, adalah untuk mendidikmu dan membuatmu paham akan kerasnya persaingan kehidupan. Satu pelajaran yang Umi ingin kamu camkan adalah bahwa kesuksesan itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus direncanakan, dijalankan, dicermati dan dipetik hasilnya. [Plan, Implement, Evaluate, and Reach the Goal]. Tapiiiii, walau Umi terlihat mendukung segala aktivitas bisnismu, satu hal yang tak boleh kamu lupakan, sayang, BELAJAR, tugasmu adalah BELAJAR, karena itu adalah modal utamamu untuk melangkah lebih lanjut gapai cita-cita. Deal? J

Permata Hatiku - Belahan Jiwa,

Sedih rasanya tinggal terpisah darimu. Apalagi selama ini kita selalu tinggal seatap, walau sering Umi tugas keluar kota, tapi kita selalu akan kembali dan kembali berkumpul bersama. Namun, Nak, kita harus mampu berdamai dengan situasi dan tak boleh marah dengannya. Karena tak guna melawan arus, yang ada adalah lelah sendiri kan? Jadi, mari kita berdamai dengan situasi dan kondisi, dimana saat ini kita harus tinggal terpisah untuk sementara waktu. Sebenarnya Umi udah pengen banget ajak kamu pindah ke Bandung, tinggal bersama, tapi memang bener pemikiranmu, nak. Tanggung, setahun lagi kamu akan tamat SMU. Dan Umi paham betapa berartinya ijazah dari SMU Labschool bagimu, Nak. So, I left it to you. Umi tak akan memaksamu pindah, apalagi tinggal bersama Mami dan Abuchik adalah jaminan keselamatan dan kenyamanan bagimu. Umi tak perlu risau deh jadinya. Tapi jadinya Umi iri lho, kamu bisa setiap hari makan masakan Mami yang lezat dan nikmat, sementara Umi cuma makan dari warung sebelah. Hehe.

Intan Faradila, my Diamond

Surat ini terlihat panjang, mengcover perjalanan panjang dengan begitu banyak hal yang telah kita alami bersama. Kamu tak hanya putri Umi, tapi juga sahabat dan cahaya hati Umi sepanjang masa. Berdua kita berbagi duka, berdua kita merasakan bahagia. Berdua kita tertawa, berdua pula kita berurai air mata.  Umi sungguh bersyukur kepada Allah atas anugerahNya. Beroleh seorang putri cantik yang cerdas dan penuh pengertian, pemaaf serta baik budi pekertinya. Rasanya tak cukup untaian kata yang mampu Umi rangkai, untuk wujudkan betapa Umi bangga dan bahagia milikimu, Nak. Tetaplah jadi sahabat dan putri Umi yang bijak, yang penuh welas asih terhadap sesama, dan tunjukkan pada Mami dan Abuchik, bahwa Anak Umi adalah cucu yang bertabiat mulia dan patut dibanggakan. Oke sayang?

Oya, tentang pertanyaanmu, yang sekali-sekali suka timbul dan mengusik kenyamanan hati Umi, tentang menyesalkah Umi pernah menikah dengan Ayah dan memilikimu? Ingin Umi jawab pada penutup surat ini to ensure that the question is closed, ok? 

Jawaban Umi begini; Aduh, Nak! Berapa kali Umi harus tegaskan, bahwa Umi bukanlah termasuk orang yang suka meratapi dan menyesali masa lalu. Bagi Umi, pernah menikah dengan ayahmu, adalah kenyataan dan telah menjadi masa lalu. Tak guna disesali apalagi diratapi. Umi pernah bahagia bersamanya dan biarkan kenangan indah itu menjadi bagian dari lembaran kehidupan Umi. 

Memilikimu adalah anugerah terindah. Bagaimana mungkin Umi merasa menyesal memilikimu, Nak, sementara setiap saat Umi panjatkan puji syukur kepada Ilahi karena menganugerahkanmu untuk Umi? You are my treasure, my diamond, my sunshine!  Semoga jawaban ini dapat menghentikan berulangnya lagi pertanyaan di atas ya, Nak. :)

 I do love you, So Much! So much! So Much!



Times is running so fast,
It's like a dream to see you' re grown up, 
and will make your own decisions, 
I will try to respect of that fact, but the thing you must understand 
that to me, you will always be my little girl. 
I may not be able to carry you in my arms anymore,
but I will always carry you in my heart.

Side by side, or miles a part,
We are mom and daughter,
Connected by the heart.

Teruntuk Mak Indah Juli, trimakasih untuk tugas yang telah membuatku menuntaskan surat terpendam yang lama terlantar di draft of my folder. Semoga catatan hati ini, menjadi pengingat bagiku, untuk selalu berusaha menjadi ibu terbaik bagi mutiara jiwa, harta karun anugerah sang Kuasa. Aamiin.

Selanjutnya, sesuai permintaan dan peraturan dari #DearDaughter project ini, maka tugas menulis selanjutnya aku estafetkan kepada seorang sahabat yang berdomisili di Madiun. Siapa dia? Pasti banyak yang mengenalnya deh. Beliau adalah ibu dari putri cantik bernama Shasa. Yup, yuk kita tunggu postingan #DearDaughter dari Mba Reni Judhanto, Deadline Senin, 9 September 2013, pukul 8.00 Wib. Monggo yo, Mbakyu. :)

Surat terbuka untuk ananda,
Al, Bandung, 7 September 2013

Featured Post

Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good

Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan! Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah fa...

Popular Posts