Rabu, 17 Februari 2010
Aman Ga Ya ML selagi Hamil?
Semua kita aware bahwa seks yang sehat dapat menambah kenyamanan dan meringankan stres selama kehamilan. Namun, so pasti banyak nih dari para suami istri (apalagi yang kehamilannya baru pertama kali) yang kuatir aktifitas indah dan nikmat ini akan berefek buruk bagi si calon buah hati. Akibatnya, banyak hasrat yang terpaksa diredam dan jadi deh puasa untuk sementara waktu. Duh sebegitunya kah? Puasa? Gak asyik donk secara itu kan kebutuhan biologis? He..he, well sobats, yuk ikuti tipsnya di bawah ini….
Pastinya donk semua pasangan yang sedang berada dikondisi ini punya keinginan besar untuk tetap dapat menikmati indahnya berhubungan intim tanpa harus membahayakan si jabang bayi. Untuk itu yang paling penting harus dipertimbangkan adalah kesehatan si ibu, perkembangan kehamilan dan kenyamanan perasaan keduanya (suami-istri). Majalah ‘Modern Mom’ menuliskan beberapa hal untuk dapat kita jadikan pelajaran diantaranya adalah:
Efek
Pada kehamilan berisiko rendah, seks dianggap aman dan sehat. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, kenyamanan ibu dan keinginan untuk bercinta harus dipastikan sebelum berhubungan seks.
Kesabaran adalah factor yang benar-benar harus dilatih dan diwujudkan karena beberapa posisi dan aksi seksual dapat menjadi tidak nyaman selama kehamilan, sehingga anda benar-benar dituntut untuk sabar dan berhati-hati dalam beraktifitas indah dan nikmat ini. Dalam kehamilan berisiko tinggi, dokter bahkan berkemungkinan untuk menyarankan hubungan intim ini dihindari atau dibatasi untuk jangka waktu tertentu.
Time Frame
Pada trimester pertama kehamilan, wanita merasakan tubuhnya lebih sensitif, mual, dan bengkak. Seks menjadi tidak nyaman, bahkan bisa jadi dorongan seksnya menurun. Pada trimester kedua, dorongan seksual biasanya sudah kembali, sementara mual dan bengkak berkurang.
Bertambahnya berat badan pada trimester ketiga dapat membuatnya tidak nyaman, meskipun seks masih dimungkinkan jika Anda dan pasangan menginginkannya. Menurut Nemours Foundation, dokter atau bidan dapat menyarankan pasangan untuk menghentikan seks selama minggu-minggu terakhir kehamilan, karena sperma mengandung zat kimia yang diyakini bisa merangsang kontraksi.
Pertimbangan
Pada kehamilan risiko tinggi, dokter cenderung akan merekomendasikan pasangan untuk tidak dulu berhubungan seks. Alasan umum untuk menghindari seks selama kehamilan, mencakup perdarahan vagina, pecah ketuban, pembukaan dini leher rahim, atau pecah plasenta. Wanita dengan riwayat sulit hamil ataupun kelahiran prematur mungkin juga disarankan untuk tidak berhubungan seks.
Miskonsepsi
Seks tidak akan menyebabkan keguguran spontan pada kehamilan yang sehat. Tindakan fisik penetrasi tidak membahayakan janin, yang terlindung oleh kantung ketuban dan lendir di dalam rahim. Kebanyakan kasus keguguran terjadi karena masalah genetika atau masalah kesehatan lainnya.
Orgasme dapat menyebabkan reaksi yang mirip dengan kontraksi. Ini bukan kontraksi kelahiran dan tidak berhubungan dengan kelahiran prematur. Jadi… No worries about that at all.
Well sobats, semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi sobats yang membutuhkannya. Have a great days!
Cheers,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured Post
Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good
Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan! Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah fa...
Popular Posts
-
Kedatangan putri tercinta yang akan menghabiskan masa liburan kenaikan kelasnya, di Bandung, bener-bener bikin happy deh. Beberapa agenda...
-
Paragraf sebelumnya..... Pagi ini aku menerima sebuah informasi sangat menarik dari seorang teman yang memang rajin sekali berbagi t...
-
Jangan berhenti kerja, tapi elu ganti Nanny dan pasang CCTV aja, Mbak! Itulah kalimat yang dihasilkan oleh tarian lincah jemariku di h...
hahahah
BalasHapusaman aman aja
pengen trus
BalasHapuslanjutkan
jangan deh
BalasHapus