Senin, 20 Februari 2017

Anak Jin dan Sepatu Roda


Anak Jin dan Sepatu Roda Anak Jin? Elo serius Al mau bahas tentang anak jin? 

Hehe, pasti banyak yang langsung kepo atau malah seketika click - close blog ini, karena takut? Atau malah ga percaya sama sekali dengan dunia yang satu ini? Dunia para jin. Kalo aku sendiri sih, aku percaya dengan adanya dunia yang satu ini, karena toh, sebelum Adam diciptakan, telah terlebih dahulu Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api. Iya, toh? Anyway, postingan ini bukan mau ngebahas yang horor-horor, lho, ya. Karena daku bukan hendak membahas tentang hantu. Kalo hantu, mah, eikeh juga atut atuh lah! Pasti eikeh yang akan kabur duluan, sebelum kaki keburu terpaku. Hehe.

Well, yang namanya anak-anak, kita maklum donk jika mereka tuh, senengnya emang main terus kan, ya? Dan, di era kecanggihan teknologi informasi masa kini yang kian pesat, bahkan anak-anak sekalipun, sulit banget lepas dari yang namanya gadget. Kalo ga nonton film kesukaan di youtube, mereka pasti tersita mata dan perhatian serta pikirannya pada aneka game yang terpatri di dalam gadget mereka dan siap ditampilkan di layar dan dimainkan. Lalu, lupa lah mereka dengan yang namanya belajar, lingkungan sekitar, bahkan lupa makan dan minum, padahal itu adalah panggilan perut. Nah, prilaku dan kebiasaan ini juga ternyata berlaku bagi anak-anaknya kaum jin, lho! Ya, walo enggak semua, sih. Kalo anak-anak jin yang tinggalnya di pelosok-pelosok nun jauh di sana, yang jarang main ke kota, apalagi ikutan berbaur dengan dunia manusia modern, ya mereka juga akan gaptek.

anak jin dan gadget
Image grabbed from: here
Nah, anak jin yang ingin aku ceritain ini adalah Icha, anak gaibnya Dijah, adik angkatku itu, lho! Nah, Icha ini, menurutku punya IQ yang lumayan tinggi. Cepet banget daya tangkapnya. Sering aku terkaget-kaget dengan perkembangan kecerdasannya setiap aku bertemu dengannya. Bertemu, Al? Piye carane? Ya, bertemu lah. Saat dia merasuk ke tubuh Dijah, dan Dijah sendiri berkelana ke kampung nenek atau ke daerah-daerah lainnya untuk mencari sesuatu (obat-obatan, bertapa atau pun keperluan lainnya), maka di saat itu, biasanya aku dan Icha serta Bibah berkomunikasi. Aku sering terapkan ilmu parenting juga ke Icha. Jadi mengasuhnya dengan pola pengasuhan manusia modern tapi tetap islami. Hayyah.

Nah, Icha tuh sering membuatku kagum dalam kemampuannya bergadget. Anak jin usia 6 tahun ini, bisa dengan gerak cepat menggunakan voice order di gadget, misal meminta youtube tampilkan film yang ingin ditontonnya. Jika aku kan, biasanya mengetikkan kata kunci via hape untuk disearch. Nah, Icha tuh, karena males nulis, malah bisa lebih canggih, pake voice search gitu, lho! Dan seingatku, aku belum pernah mengajarkan itu padanya. Tapi beberapa kali, saat mengemudi, aku sering gunakan voice search untuk cari alamat atau memasukkan destinasi perjalanan ke waze.

Aku tanyakan pada Icha, siapa yang ajarkan dia. Dan jawabannya sering bikin aku kaget dan kagum. "Icha lihat Bunda. Nyontoh Bunda. Kan Icha sering duduk di pangkuan Bunda kalo Bunda sedang laptopan, dan lihat Bunda ngerjain apa aja di laptop. *Halah. Bisa ketauan nih rahasia eikeh!

Dan, Icha memang cerdas. Mengajarkannya cukup sekali saja. Anaknya juga rapi dan teliti. Kalo ada PR crafting di sekolahnya (What? Anak jin sekolah? Iya, lho!), sering ditunjukin ke aku dulu sebelum dikumpulkan ke ibu gurunya. Dan hasil kerjaannya rapi banget!

Icha dan Sepatu Roda. 

Sepatu Roda Bibah
Nah, ini! Sepatu roda kini menjamur di mana-mana. Bahkan sampai ke gang-gang kecil sekali pun, kita melihat anak-anak bersepatu roda. Aku jadi teringat masa kecil dahulu, saat musim sepatu roda juga sempat marak di masa kanak-kanakku. Namun sepatu roda era ku dulu, yang rodanya 4 biji (dua di depan dan dua di belakang), bukan yang kayak dipake anak-anak jaman sekarang (4 roda sebaris aja). Pasti susah naiknya yak? Iya ga, sih?

Anyway, baik Bibah (anaknya Dijah, manusia) maupun Icha (anak gaibnya Dijah, jin), udah pasti pengen lah sepatu roda ini. Dan mereka tuh pinter, mintanya bukan ke ibunya (Dijah) atau ke aku, tapi ke Om Asepnya (adik angkatnya Dijah). Asep tuh emang sayang banget sama kedua anak ini. Apa aja yang diminta keduanya, pasti diusahakan deh oleh Asep. Saat kutanya pada Asep, kenapa sih, Sep, kamu selalu berusaha untuk mengabulkan keinginan anak-anak itu? Kan kamu sendiri juga bukan udah banyak banget duitnya. Lalu jawab Asep adalah, "Hm, gimana ya, Bu, ya? Saya sayang aja sama Bibah dan Icha. Setiap memberi ke Bibah dan Icha, selalu saja rezeki saya bertambah. Mungkin karena Bibah anak yatim, dan Icha anak jin, ya?" Asep malah balik bertanya.

Singkat cerita, kedua pasang sepatu roda pun terkabulkan. Happy-nya Bibah dan Icha tak alang kepalang. Sayangnya, aku tak sempat memfoto sepatu rodanya Icha, karena begitu Asep menyerahkan sepatu roda itu ke Dijah, eh yang sepasangnya langsung lenyap. Diambil oleh Icha secara gaib dan langsung membawanya pulang ke kampung Nenek, untuk dipamerkan pada teman-temannya, sesama anak jin, di kampung mereka. Hayyyah! Andai saja aku bisa berkelana ke kampung bunian ini, aku pasti tak akan menolak. Ingin sekali ke sana, agar draft novel misteri yang sedang kugarap itu cepat selesai, dengan bantuan pengamatan langsung di negeri kaum jin, itu. Hehe.

Kembali ke kisah sepatu roda. Jangan ditanya meriahnya cerita Icha tentang sepatu rodanya. Awal pertama mencobanya, dia terbanting ke jalanan beberapa kali. Dahinya sampai jendol-jendol, namun anak itu tak menyerah. Apalagi membiarkan dirinya kalah oleh Bibah. Dia berlatih, terus dan terus hingga akhirnya saat Bibah pun sudah mahir bersepatu roda, maka Icha pun sudah memiliki kemahiran yang sama. Aih, memang ya, jiwa pantang menyerah ini menurut dari akuh deh, kayaknya. Hehe.

Kalo di daerah Mantemans, sedang marak sepatu roda juga kah?

kisah anak jin dan sepatu roda
Al, Bandung, 19 Februari 2017

Featured Post

Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good

Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan! Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah fa...

Popular Posts