Selasa, 11 Desember 2012

Kondom dan trauma paska kelahiran

Sebuah sms memecah keheningan dan membuatku sedikit terusik dari konsentrasi dan tatapan mata yang sejak tadi terpatri ke layar monitor. Review tentang strategic plan organisasi yang hendak aku dan teman-teman bentuk, sedang mendesak untuk segera di'telor'kan.

Kuraih simungil Ory, dan sebuah sms dari seorang sahabat otomatis menyunggingkan senyum simpul di bibirku. Untung aku sedang sendiri, jadi tidak mengusik teman lainnya yang pasti akan merasa aneh melihat senyuman ini.

Al, kondom itu seperti apa???? Hehe

Kuyakin alisku sedikit meninggi, namun aku tak heran dengan pertanyaan ini mengingat kemarin kami masih diskusi tentang hal ini. Memang bukan soal kondom sih, tapi tentang trauma paska kelahiran yang kini sepertinya sedang mendera si sahabatku nun jauh di pulau Sumatera sana. Kedekatanku dengannya tentu membuatnya feel free to discuss her problem with me. Hanya saja, pertanyaan dalam sms itu membuatku tersenyum sendiri, sudah sedewasa itu belum pernah melihat kondom? hihi

Sejak melahirkan tiga bulan lalu, Anie, merasakan ada yang aneh dan tidak kembali ke dalam dirinya. Jika dulu dia bisa bercinta dengan penuh gairah dengan sang suami, kini rasa itu memudar bahkan hilang sama sekali. Yang lebih memprihatinkan, bahkan V nya sama sekali tidak siap untuk di'kunjungi' oleh mr. P. Dan tentu hal itu membuat psikologinya juga terganggu. Kuatir dan resah karena jelas hal itu akan membuat sang suami kecewa.

Memang sih, rasa cintanya pada sang suami, masih sebesar dulu, bahkan kini lebih besar. Namun untuk bermesraan, beromantisme, kok iya hatinya sulit banget diajak kompromi. Lebih parahnya lagi,  walau telah melakukan berbagai upaya, misalnya dengan memvariasikan metode foreplay, tetap saja tak mampu memancing cairan lubrikasi di V nya merebak. Area vital itu tetap saja kering kerontang dan menimbulkan rasa nyeri kala disentuh. Alhasil, keduanya kebingungan dan tak tau harus berbuat apa.

Keduanya tentu kuatir, karena pastinya hal ini akan berimbas pada keharmonisan rumah tangganya nanti. Dan karenanya Anie mencoba berdiskusi denganku. Sik sik.... emang aku ini siapa? aku kan hanya seorang chemical engineer! Duh, salah alamat nih temanku!

Obrolan kemarin pun berlanjut, on phone. Kujelaskan padanya bahwa sebenarnya hal itu lumrah lho. Bahkan ada penelitian yang menemukan bahwa istri baru bisa 'melayani' suaminya dengan nyaman kembali setelah 6 bulan kelahiran! Duh, lama teunan yo? Syndrome ini [merasa sulit untuk berhubungan kembali dengan suami] dikenal sebagai ganggungan dsypareunia atau rasa nyeri waktu senggama. Penyebabnya biasanya adalah karena:
  1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula. 
  2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus atau jamur.
  3. Adanya penyakit dalam kandungan [tumor, dll]
  4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan lubrikasi pada V saat seorang wanita terangsang seksual
  5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan seperti:
  • Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks [persepsi salah tentang seks, dll]
  • Adanya trauma masa lalu [fisik, seks]
  • Tipe kepribadian yang kurang fleksibel
  • Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri 'malas' melakukan hubungan seks. Kurangnya foreplay sehingga belum terjadi lubrikasi saat penetrasi P. Jika foreplay dan lubrikasi sudah cukup, namun masih nyeri juga, saatnya anda mendatangi klinik yang melayani kesehatan sex wanita atau datanglah ke dokter kandungan.  sumber dari sini

Itulah beberapa topik bahasan yang kami obrolkan lewat telefon kemarin, plus beberapa tips yang aku berikan agar kemesraan mereka bisa terpancing kembali. Dan pagi ini, sepertinya salah satu tips yang mereka pilih adalah dengan juga menggunakan si kondom itu.

Lalu mengapa harus menggunakan kondom? Apa sih kondom itu dan apa manfaatnya?
Well, yuk kita lihat satu persatu yuk.

pict grabbed from here
Kondom [Condom] adalah alat pembungkus penis yang telah dicoba berabad-abad dan telah ditemukan sejak zaman Mesir Kuno sebagai alat pelindung penis. sumber dari sini

Selain sebagai salah satu alat kontrasepsi, ternyata benda yang satu ini juga disinyalir dapat digunakan untuk mempermudah penis memasuki area vagina yang kering. Kok bisa? Ya karena pada kondom juga terdapat cairan/lubrikan yang tentunya akan membantu melicinkan jalan masuk tadi.

Kondom terbuat dari bahan karet atau lateks atau bahan lainnya seperti plastik. Namun kondom yang ada di Indonesia saat ini adalah yang terbuat dari karet atau lateks yang mampu mencegah pertemuan sperma dengan sel telur/ovum saat suami istri berhubungan intim. Selain itu, secara klinis, bahan ini efektif mampu mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual.

Kondom itu sendiri sebenarnya tak hanya untuk konsumsi kaum pria lho sobs. Tapi juga tersedia bagi para wanita. Aneh? aku sendiri sih belum pernah mencoba dan ga ingin mencobanya... :D
Namun ga ada salahnya kita coba lihat perbedaan yang ada diantara keduanya yuk....

Kondom pria
  1. Kondom pria lebih mudah didapatkan dan tersedia dengan berbagai variasi rasa dan bentuk
  2. Harga kondom pria relatif lebih murah
  3. Kondom pria dianggap lebih efektif ketimbang kondom wanita, dengan efektivitas 85 persen untuk mencegah kehamilan.
  4. Kondom pria digunakan tepat sebelum berhubungan seksual
  5. Kondom pria memiliki cincin yang ketat di ujung, yang dimaksudkan untuk memudahkan pemakaian kondom pada penis.
  6. Harus disimpan dengan hati-hati, jauh dari benda tajam, panas dan lembab, karena mudah rusak.
  7. Mudah rusak bila digunakan dengan pelumas berbahan minyak.

Kondom wanita
credit from here
  1. Efektif mencegah kehamilan sebesar 75 persen
  2. Terdapat 2 cincin di bagian dalam dan luar. Cincin bagian dalam membantu penggunaan (penyisipan masuk ke dalam vagina) dan menjaga kondom tetap di tempatnya selama berhubungan seksual. Sedangkan cincin bagian luar berfungsi mencegah kondom tergelincir masuk ke vagina.
  3. Penggunaan kondom wanita tidak bergantung pada ereksi pria, sehingga dapat dimasukkan ke dalam vagina hingga 8 jam sebelum hubungan seksual.
  4. Kondom wanita terbuat dari polyurethane atau nitril, yang membuatnya kuat dan tahan lama.
  5. Tak perlu menyimpannya dalam kondisi khusus karena tahan terhadap kelembaban dan suhu tinggi.
  6. Bisa digunakan bersamaan dengan pelumas, baik yang berbahan dasar air maupun minyak.
  7. Kondom wanita tidak boleh digunakan bersamaan dengan kondom pria karena bisa rusak selama hubungan seksual akibat gesekan.  Sumber dari sini
Keduanya tentu memiliki sisi positif dan negatif. Terserah kepada para pengguna ingin pilih yang mana. Bahkan ada banyak pria yang masih beranggapan bahwa menggunakan kondom itu justru akan mengurangi kenikmatan yang mereka rasakan saat ber'aktivitas seksual' tersebut. Benarkah begitu? Atau rasa itu muncul akibat sugesti yang telah tertanam begitu kuat, bahwa menggunakan kondom membuat kulit mr. P akan terlapisi sehingga tidak bisa kontak langsung dengan area V? Jawabannya tentu akan terpulang kembali kepada para pihak yang bersangkutan. :). Ini semua tentang kebutuhan dan preferensi, semua tergantung dan terpulang kembali kepada anda. :)

Namun kalo ditanya ke saya mah, mungkin menggunakan kondom adalah salah satu alternatif yang patut dicoba bagi anda atau pasangan anda yang sedang mengalami dsypareunia atau rasa nyeri waktu senggama.

Well sobats, semoga sharing siang ini dapat berguna bagi yang membutuhkan yaaaa... I need to back to work. Have a great day!

Al, Bandung, 11 December 2012

Featured Post

Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good

Yuhuu, akhirnya, Ayam Tangkap Khas Aceh ala So Good siap dihidangkan! Bagi yang sering main ke Aceh, khususnya Banda Aceh, pasti sudah fa...

Popular Posts